Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)~Seberkas Coretan

Saturday, June 22, 2013

Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

Kutipan Modul UT- - -
Menurut Arne Naes lingkungan saat ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia dan perilaku manusia terhadap alam. Perubahan sangat dibutuhkan sebagai gaya hidup baru yang tidak hanya menyangkut orang perorangan, tetapi budaya secara keseluruhan.  Artinya dibutuhkan pedoman tentang bagaimana seharusnya manusia berinteraksi dengan lingkungan hidup saat ini. Pedoman itu adalah etika lingkungan.

Selama ini telah berkembang dua cara pandang .
(1) Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta, cara pandang ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia, selain itu cara pandang ini melahirkan sikap tamak dan rakus. (2) Ekosentrisme yang merupakan kelanjutan dari teori  Biosentrisme (teori yang menganggap bahwa setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai berharga pada dirinya sendiri. Teori ini menganggap serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta), Arne Naess seeorang filusuf Norwegia pada tahun 1973 telah mempelopori cara pandang ini (komunitas ekologi dikenal dengan nama Deep Ecology)

Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia
Penyelenggara Pendidikan PLH di Indonesia di mulai pada tahun 1975. IKIP Jakarta (Sekarang UNJ). Untuk pertama kalinya merintis pengembangan Pendidikan lingkungan dengan menyusun Garis-garis Besar Program Pengajaran PLH yang di ujicobakan di 15 SD di Jakarta pada periode tahun 1977/1978.
Pada tahun 1979 dibentuk Pusat Studi LIngkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Bersama itu pula dikembangkan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, kini Analisis Mengenai Dampak Lingkungan=AMDAL).
Sebai Pelopor program studi ilmu lingkungan adalah IPB Bogor dan UI Jakarta, sedangkan program strudi PKLH adalah IKIP Jakarta.

0 komentar: