PANTURA, EDUBANTEN—Nasib guru honor sekolah mulai SD, SMP dan SMA sederajat di Kabupaten Tangerang masih memprihatinkan. Meski setiap hari mengajar, namun gaji yang diterimanya hanya Rp300 ribu setiap bulannya. Nilai itu masih sangat kurang untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya.
Yahya (59), seorang guru honor di wilayah Kronjo. Ia mengaku menerima honor hanya Rp300 ribu per bulan saat mengajar di SD negeri. Sedangkan, jika di sekolah swasta per jamnya dibayar Rp40 ribu, sehingga selama sebulan ia bisa mendapatkan honor sebesar Rp800 ribu. “Saya sudah menjadi puluhan tahun. Namun, tetap berstatus honor,” ujar Yahya.
Senada, Yudi (30) seorang guru SLTP di wilayah Teluknaga. Ia berharap agar pemerintah memperhatikan guru honor. “Kami adalah pendidik bukan buruh. Kami juga punya keluarga, selayaknya juga mendapat upah yang layak,” katanya.
Begitupun Yuni (57) guru honorer asal Kecamatan Mauk yang juga mengeluhkan kecilnya gaji yang diterimanya hany Rp300 ribu. “Sudah kecil, sering terlambat pula,” keluhnya.
Sementara itu, Forum Silaturahmi Guru Honor (FSGH) Kabupaten Tangerang. Asep Surantaka menilai pemerintah masih memandang sebelah mata terhadap para guru honorer. Menurutnya, bahwa guru honorer adalah pendidik, bukan budak pendidikan.
“Kami bertugas mencerdaskan anak bangsa. Kabupaten Tangerang adalah daerah yang kaya dengan industri dan lainnya. Tapi, kenapa gurunya hanya diberi honor Rp300 ribu,” tandasnya.
Pihaknya meminta kepada Pemkab Tangerang untuk dapat serius menangani persoalan guru honor, khususnya kesejahteraan ekonomi. “Slogan pendidikan bermutu, bangsa maju sulit terwujud jika pendidiknya masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” imbuh Asep.(Ali).
Source
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment